Istanbul, a city that feels very friendly. Ever since I first stepped into the adventure of today, seeing people around are friendly enough. Likewise also with the cultural culture and buildings that fill this city.
Dari hotel berjalan kaki sekitar 1 km untuk tiba di stasiun tram yang akan mengantarkan ku ke lokasi tujuan pertamaku hari ini. "Transportasi tram jadi pilihanku karena selain budget yang cukup hemat, kita juga bisa turun di dekat tempat yang kita tuju.
|
Tram station - Cemberlitas Istasyonu |
Itinerary hari ini di Istanbul, menelusuri jalan sekitar Galata Bridge, menerobos jalan-jalan kecil yang berkontur perbukitan naik turun sambil menikmati kelezatan Simit "roti khas Turkey" dengan harga berkisar 2,5 TL.
|
Simit Breads |
Di Galata Bridge kita bisa melihat Blue Mosque dari kejauhan, melihat Galata Tower dengan jelas dari lensa camera, melihat hamparan air yang biru dan melihat kesibukan orang di sekitar serta tram yang bergerak mengelilingi kota ini. Sekitar 2 jam aku cukup puas menelusuri jalan dan santai menikmati suasana disini, jam sudah menunjukkan angka 13.10 pm. Waktunya bergerak ke tujuan berikutnya (Galata Tower). Dari Galata Bridge berjalan kaki sekitar 3,5 km menuju kesana.
|
many people do fishing activities along this bridge |
|
Galata Bridge |
|
the view of the blue water |
|
Galata Tower from a distance |
|
Galata Tower "22x Zoom" Blur Lens |
Awalnya aku melewati jalan datar di sepanjang jalan ada pertokoan. Toko suvenir, restoran, toko roti dan cafe. Lalu di sebelah kanan jalan ada petunjuk untuk menuju ke Galata Tower. Melalui jalan yang agak kecil (dihimpit oleh gedung di kanan kiri) jalanan cukup menanjak, memerlukan energy lebih ekstra untuk mencapai tempat tersebut. Udara siang itu masih berkisar 8⁰ cukup terasa dingin tetapi dengan terus melangkahkan kaki, bisa membuat sedikit rasa hangat.
|
Road to Galata Tower |
|
Uphill road |
Di Galata Tower kita bisa naik ke puncak menara untuk melihat kota Istanbul dari ketinggian. Sayang saat aku datang ke sana antrian untuk naik ke puncak tower cukup panjang. Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk bisa dapat giliran sampai ke puncak menara. Karena keterbatasan waktu (saat itu jam sudah menunjukkan anngka 02.07 pm) maka kuputuskan untuk tidak naik ke atas menara (hanya eksplore area sekitar saja) karena waktu untuk ku di Istanbul tidak banyak dan aku masih ingin mengunjungi beberapa tempat lain.
|
Galata Tower |
|
situation around Galata tower |
|
cafe next to Galata tower |
Selesai berkeliling dari Galata Tower akupun menuju ke station tram terdekat. Untuk pergi ke Hagia Sophia dan Blue Mosque. Sebelum pergi kesana aku berencana mampir dahulu ke toko souvenir yang lokasi nya berderet di tepi jalan arah menuju ke Hagia Sophia.
Turun dari Tram jam sudah menunjukkan waktu jam 03.50 pm, aku
mampir ke Masjid di dekat stasiun tram. Sebuah masjid bergaya klasik. Saat
lepas sepatu whoowww, kaki terasa sangat dingin menyentuh lantai. Air dari kran
begitu dingin menusuk seperti air es yang mengalir.
|
Mosque |
Dari Masjid berjalan
sekitar 1 km menuju ke Hagia Sophia. Hagia
Sophia atau Aya
Sofya (dari bahasa Yunani: Ἁγία
Σοφία Bizantium
Yunani [aˈʝia soˈfia]; bahasa Latin: Sancta
Sophia atau Sancta
Sapientia; bahasa Arab: آيا صوفيا; "Kebijaksanaan
Suci") adalah sebuah bangunan bekas basilika, masjid, dan sekarang museum, di Istanbul, Republik Turki. Dari masa
pembangunannya di tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali
pada tahun 1204 sampai 1261, ketika tempat ini diubah oleh Pasukan Salib
Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Bangunan
ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini
disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki.
Terkenal akan kubah besarnya, Hagia Sophia dipandang
sebagai lambang arsitektur Bizantium dan dikatakan
"telah mengubah sejarah arsitektur." Bangunan ini tetap menjadi
katedral terbesar di dunia selama hampir seribu tahun sampai Katedral Sevilla diselesaikan pada tahun
1520.
Bangunan yang sekarang
ini awalnya dibangun sebagai sebuah gereja antara tahun 532-537 atas perintah
Kaisar Rowami Timur Yustinianus I dan merupakan Gereja
Kebijaksanaan Suci ketiga yang dibangun di tanah yang sama, dua bangunan
sebelumnya telah hancur karena kerusuhan. Bangunan ini didesain oleh ahli ukur
Yunani, Isidore dari Miletusdan Anthemius dari Tralles.
Dari pengubahan awal
bangunan ini menjadi masjid sampai pembangunan Masjid Sultan Ahmed (juga dikenal dengan
Masjid Biru) pada 1616, Aya Sofya merupakan masjid utama di Istanbul.
Arsitektur Bizantium pada Aya Sofya mengilhami banyak masjid Utsmani, seperti
Masjid Biru, Masjid Şehzade (Masjid Pangeran), Masjid Süleymaniye, Masjid Rüstem Pasha, dan Masjid Kılıç Ali
Pasha.
|
Hagia Sophia |
|
Autumn in the Hagia Sophia |
Dari Hagia Sophia
berjalan sekitar 700 meter kita sampai di Blue Mosque yang merupakan salah satu
tempat wajib untuk dikunjungi jika kita pergi ke Turkey khususnya ke
Istanbul.
Masjid ini dibangun oleh Sultan Ahmed I berasal dari Dinasti Ottoman yang
menguasaiTurki pada abad ke-14. Sultan Ahmed I memerintah Turki mulai tahun
1603 – 1617. Konstruksi masjid mulai dibangun pada tahun 1609, oleh arsitek
terkenal pada jaman itu, yaitu Mehmed Aga. Pada tahun 1616, masjid ini selesai
dibangun.
Sultan Ahmed I membangun Masjid Biru untuk
menandingi bangunan Hagia Sophiabuatan kaisar Byzantine yaitu Constantinople.
Hagia Sophia berada satu blok dari Masjid Biru. Hagia Sophia dulunya adalah
Gereja Byzantine sebelum jatuh ke daulah Turki Ottoman pada tahun 1453 M . Kembali
ke Masjid Biru yang elok nan rupawan ini, memiliki 6 menara, diameter kubah
23,5 meter dengan tinggi kubah 43 meter, dan kolom beton berdiameter 5 meter.
Masjid ini adalah satu dari dua buah masjid di Turki yang mempunyai enam
menara, yang satu lagi berada di Adana.
|
Blue Mosque |
|
Blue Mosque building yard |
Saat berkeliling kebetulan aku bertemu dengan warga turkey yang dengan ramah nya menyapa dan dengan suka rela menemani berkeliling sambil menceritakan sejarah bangunan yang ada di sekitar. Dia pun mengajak saya untuk mampir minum coffee di coffee shop miliknya serta mengijinkan untuk naik ke roof (bangunan 4 lantai). Whowww lumayan juga kesempatan ini bisa aku manfaatkan untuk mengambil foto view sekitar "lumayan mengobati rasa kecewa tidak bisa naik di Galata Tower karena antrian panjang". Dapat sedikit foto area sekitra dari ketinggian. Aku bisa menangkap 2 bangunan (Hagia Sophia dan Blue Mosque) dari atas ketinggian.
|
Hagia Sophia "photo from above" |
|
Blue Mosque "photo from above" |
Ditengah perjalanan
menuju ke pulang aku melewati sebuah bangunan bernama "Yerebatan".
Akupun tertarik untuk singgah melihat apa yang ada di dalam bangunan tersebut.
Aku pernah mendengar nama lokasi ini ketika aku menonton film Inferno yang di
bintangi oleh Tom Hank. Tanpa ragu aku segera menuju ke loket untuk membeli
tiket masuk.
|
Yerebatan Sarnici |
|
enterence ticket |
The Basilica Cistern atau Yerebatan
Sarnici terletak di barat daya Hagia Sophia, objek wisata utama dan salah satu landmark Istanbul.
Penampungan air atau waduk bawah tanah (underground cistern) yang sangat luas
ini dibangun oleh Kaisar Byzantine, Justinianus I (527-565) pada tahun
542 untuk memenuhi kebutuhan air bagi istana. Pilar-pilar terbuat dari batu
marmer yang muncul dari permukaan air dan jumlahnya banyak sekali membuat
tempat ini dikenal juga dengan sebutan “The Sunken Palace”. Dan karena di waduk
ini dulu berdiri sebuah Basilica jadi dinamailah The Basilica Cistern.
Panjang waduk ini 140 m dan lebarnya 70 m, berbentuk
persegipanjang. Total luasnya 9.800 m2 dan mampu menampung 100.000 ton air.
Total jumlah pilarnya ada 336 yang tingginya masing-masing 9 m. Pilar-pilar ini
dibangun dengan sangat beraturan, dalam 12 baris dan di tiap barisnya ada 28
pilar yang masing-masing berjarak 4,8 m. Di bagian langit-langit tampak
bentuk-bentuk melengkung yang menghubungkan puncak pilar yang satu dengan
lainnya. Sebagian besar pilar-pilar ini diambil dari bangunan sebelumnya
(Basilica). Bentuk pilarnya kebanyakan silinder, tapi ada juga beberapa yang
persegi dan bersalur-salur.
|
conditions in the building Yerebatan Sarnici |
Film Inferno yang diangkat dari novel thriller karya Dan Brown (2013) dengan judul yang sama pasti ingat
adegan klimaks di mana si tokoh utama, Robert Langdon (dibintangi Tom Hanks)
menyusuri satu tempat gelap dengan banyak pilar kokoh dan kolam air di
dalamnya. Film yang dirilis tahun 2016 ini memang menampilkan keindahan The
Basilica Cistern atau Yerebatan Sarnici di Istanbul Turki, sesuai jalan cerita
di novel. Tetapi syuting tidak dilakukan di situs bersejarah tersebut demi menghindari
kerusakan, melainkan di satu studio di Budapest Hungaria yang disetting mirip
tempat aslinya.
Tak terasa hari sudah mendekati jam 6 sore. Waktunya aku
harus bergegas melangkahkan kaki kembali ke hotel, untuk mandi dan bersiap
dinner & cruise tour yang akan mulai start dijemput oleh supir bus jam 7 pm
di hotel tempat aku menginap. Aku sengaja membeli voucher dinner dan cruise
tour karena ingin menikmati suasana malam di Istanbul sambil makan malam di
cruise dan melihat pertunjukan budaya Turkey + mendengarkan alunan musik khas
Turkey. Dalam perjalanan menuju ke hotel aku sempat menangkap moment Sunset
"sebuah moment yang paling aku sukai dalam tiap lembaran waktu yang aku
lalui"
|
Sunset Istanbul
|
In story part 3, i will share my excitement story while on a cruise.
See you soon, in the next story guysss →
Komentar
Posting Komentar